Sabtu, 01 Juli 2017

KAJIAN PUISI "SEPISAUPI"



KAJIAN PUISI “SEPISAUPI” KARYA SUTARDJI CALZOUM BACHRI DENGAN PENDEKATAN SEMIOTIK

Puisi ini termasuk puisi kontemporer. Puisi ini lebih mempermainkan kata-kata di dalamnya dan maknanya sulit ditangkap. Dari judul “SEPISAUPI” merupakan kepanjangan dari kata sepi, pisau, dan pikul. Kata-kata tersebut memiliki makna tentang kesedihan dan kesepian atas luka yang sangat mendalam. Diksi yang digunakan oleh Sutardji ini menggunakan kata yang bersimbolik dengan pendeskripsian dari apa yang dirasakan Sutardji. Berikut adalah larik puisi SEPISAUPI:

SEPISAUPI
sepisau luka sepisau duri
sepikul dosa sepukau sepi
sepisau duka serisau diri
sepisau sepi sepisau nyanyi
sepisaupa sepisaupi
sepisapanya sepikau sepi
sepisaupa sepisaupi
sepikul diri keranjang duri
sepisaupa sepisaupi
sepisaupa sepisaupi
sepisaupa sepisaupi
sampai pisauNya ke dalam nyanyi

Dalam larik puisi tersebut terdapat berbagai diksi yang menggunakan kata yang bersimbol, yakni duri, pisau, keranjang duri yang mengibaratkan luka itu seperti duri yang ada pada diri yang sakitnya terasa sangat mendalam dan penulis merasakan sepi dan kesendiriannya atas dosa yang pernah dilakukan sehingga menimbulkan penyesalan dan sampai akhirnya dapat membawa diri untuk mendekatkan diri pada Tuhan. Tuhan ini dapat dilihat pada baris terakhir yang disimbolkan pada kata “Nya” fonem /n/ ditulis dengan huruf kapital. Pisau berarti menunjukkan suatu benda yang tajam yang dapat menimbulkan luka pada diri.
Dalam puisi ini penulis juga sering menggunakan kata “se” dan “au”. Fonem /s/ dan /p/ pada “sepisaupi” jika dibaca dengan cepat maka terdengar seperti mantra yang akan terdengar mendesis. Sepisau, sepisaupa, sepisaupi, begitu banyak diulang-ulang dalam puisi ini yang memang tidak memiliki makna secara umum dan tentunya sangatlah sulit untuk dipahami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar